Portal Hiburan – Bali mengalami bencana banjir bandang hebat sejak dini hari pada 10 September 2025. Curah hujan tinggi mengguyur hampir seluruh wilayah hingga menyebabkan sungai meluap membawa material kayu, lumpur, dan reruntuhan bangunan. Beberapa kabupaten mengalami longsor dan banjir parah termasuk Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Badung. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya banjir bersamaan dengan Hari Raya Pagerwesi ketika warga tengah sibuk dengan aktivitas ibadah dan pasar ramai pengunjung. Kawasan pusat kota seperti Pasar Badung dan Pasar Seni Kumbasari terendam hingga sepinggang, menyebabkan lumpur tebal memenuhi toko-toko. Sembilan orang dikonfirmasi meninggal dunia dan dua masih dalam pencarian oleh tim SAR. Banjir ini disebut sebagai salah satu yang terparah dalam satu dekade terakhir di Bali karena menyebar ke wilayah padat penduduk dan pusat ekonomi.
Bali Tergenang, Pusat Ekonomi Tradisional Lumpuh Total

Sejumlah toko dan pasar tradisional di Bali mengalami kerusakan berat akibat banjir bandang. Pedagang di kawasan heritage menuturkan toko mereka penuh lumpur dan barang dagangan rusak. Emi, salah satu pedagang perkakas besi, menyatakan tidak ada pekerja yang terluka namun seluruh stok barang basah dan rusak. Di pasar bawah tanah seperti Pasar Badung dan Kumbasari, air bah menyeret barang dagangan dan menghancurkan rolling door besi. Di Kampung Jawa, puluhan rumah yang berada di pinggir sungai ambruk terbawa arus. Banyak warga naik ke atap rumah sejak dini hari sambil menunggu bantuan. Jalan-jalan utama di Denpasar Timur seperti Jalan Gemitir dan Bypass Mantra juga terendam hingga 80 sentimeter. Situasi ini membuat aktivitas perdagangan lumpuh total dan warga masih sibuk membersihkan lumpur dari rumah dan tempat usaha.
“Baca juga: Demo Nepal Memanas! Menlu Kena Bogem Mentah, Menkeu Lari Kocar-Kacir Dikejar Warga”
Wilayah Wisata Bali Kacau, Turis Dievakuasi dan Mobil Hanyut
Wilayah wisata seperti Legian, Kuta, Seminyak dan Jimbaran di Bali turut terdampak parah oleh banjir bandang. Jalan-jalan utama seperti Sunset Road dan Bypass Ngurah Rai tergenang air hingga siang hari. Beberapa turis dilaporkan terjebak di akomodasi dan rumah sewa hingga harus dievakuasi menggunakan perahu karet oleh tim SAR dan BPBD. Beredar video mobil-mobil terseret arus banjir bahkan terendam sepenuhnya di underpass yang berubah jadi kolam air. Lalu lintas menuju Bandara Ngurah Rai mengalami kemacetan total akibat banyak titik tergenang. Tidak hanya di Denpasar dan Badung, laporan banjir juga datang dari Jembrana, Tabanan dan Karangasem. Jalan utama Denpasar-Gilimanuk lumpuh akibat rusaknya jembatan. Sejumlah warga masih mengungsi karena rumah mereka belum bisa ditempati. Tim evakuasi dibantu aparat TNI dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak berat.
Sampah Perparah Dampak Banjir di Aliran Sungai Bali
Sungai-sungai di Bali kini berubah menjadi lautan sampah plastik setelah air bah mereda. Aliran Tukad Badung yang membelah kota terlihat penuh dengan kantong kresek dan limbah rumah tangga. Sampah-sampah itu menggantung di dahan pohon setinggi dua meter dari permukaan air normal. Wakil Wali Kota Denpasar menyebut sungai selama ini telah menjadi tempat pembuangan sampah warga. Setiap hari hanya 20 ton yang bisa diangkut dari ratusan ton sampah yang diproduksi. Pemerintah telah merencanakan pembangunan sumur komposter di rumah warga serta memperluas pengelolaan sampah terpadu di tengah kota. Namun implementasi di lapangan belum maksimal. Sementara itu, tempat pembuangan akhir di Bali rencananya akan ditutup akhir tahun ini, memicu kekhawatiran krisis pengelolaan sampah yang bisa memperparah bencana serupa.
Bencana Nasional Meluas di Tengah Ancaman Kekeringan
Tidak hanya Bali, bencana juga terjadi di berbagai wilayah lain di Indonesia. BNPB mencatat 25 kejadian bencana dalam dua hari terakhir. Karhutla melanda Ponorogo, Bener Meriah, dan Kalimantan Selatan dengan luasan hampir seribu hektar. Banjir bandang juga terjadi di NTT, menghanyutkan rumah dan dua orang masih hilang. Sementara itu, Lampung dan Klaten tengah mengalami kekeringan ekstrem. BMKG memperkirakan curah hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah Jawa, Sumatera Barat, Bali dan Papua yang berpotensi menimbulkan banjir lokal dan tanah longsor. Sementara Sumatera Timur dan sebagian Kalimantan akan mengalami panas kering memicu potensi kebakaran lahan gambut. Pemerintah daerah diimbau aktif dalam mitigasi bencana dan distribusi air bersih ke wilayah terdampak kekeringan untuk mencegah bencana yang lebih luas.