Brimob

Fakta Mengejutkan di Balik Brimob Lindas Ojol, 7 Orang Dipatsus Selama 20 Hari

Portal Hiburan – Brimob kembali jadi sorotan setelah insiden yang melibatkan tujuh anggotanya berujung tragis. Peristiwa tersebut menyeret nama satuan elit Polri itu ke tengah kritik publik setelah seorang pengemudi ojek online tewas terlindas kendaraan barakuda dalam aksi pengamanan. Kejadian itu langsung viral dan menuai kecaman dari berbagai pihak. Tidak butuh waktu lama, Divisi Propam Polri langsung mengambil langkah tegas dengan menjatuhkan penempatan khusus terhadap tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat.

Penempatan khusus dilakukan mulai tanggal 29 Agustus hingga 17 September 2025 selama dua puluh hari penuh. Langkah ini disebut sebagai bentuk komitmen untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Tindakan cepat ini juga menegaskan bahwa tidak ada anggota yang kebal hukum di lingkungan Polri. Selama proses tersebut berjalan, tujuh nama personel sudah ditetapkan dan seluruhnya dikenakan pemeriksaan lanjutan dalam masa sanksi internal. Fokus pemeriksaan tidak hanya pada pelaku tetapi juga terhadap kronologi dan siapa yang memegang peran penting dalam kejadian tersebut.

Pemeriksaan Terhadap Anggota Brimob

Pemeriksaan mendetail sedang berlangsung terhadap tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat dalam insiden pengemudi ojol meninggal. Proses ini mencakup penelusuran keterlibatan individu serta posisi mereka dalam kendaraan saat kejadian berlangsung. Divisi Propam Polri menjelaskan bahwa dua personel duduk di bagian depan kendaraan barakuda. Sopir barakuda adalah Bripka R dan Kompol C berada di kursi sebelahnya. Lima anggota lainnya duduk di bagian belakang kendaraan taktis saat insiden terjadi. Kelima orang tersebut adalah Aipda R, Briptu D, Bripda M, Bharaka J, dan Bharaka Y. Pemeriksaan awal belum menemukan kesimpulan akhir terkait keterlibatan masing-masing individu. Namun, proses pendalaman akan terus dilakukan untuk mengungkap fakta secara menyeluruh. Pemeriksaan ini juga melibatkan analisis menyeluruh atas kronologi dan situasi di lokasi kejadian. Langkah ini menjadi bagian dari penegakan disiplin internal yang dijalankan secara berkeadilan di tubuh kepolisian.

“Baca juga: Hamili Wanita Misterius Selain Erika Carlina? DJ Panda Pilih Diam Seribu Bahasa”

Komitmen Propam dan Transparansi

Penempatan khusus yang dilakukan terhadap tujuh anggota Brimob menunjukkan komitmen kuat dari Divisi Propam dalam menjaga integritas institusi. Dalam konferensi pers yang digelar pada 29 Agustus 2025, Kadiv Propam Irjen Abdul Karim menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap Polri. Menurutnya, sanksi ini bukan hanya sebatas bentuk hukuman administratif tetapi juga bagian dari proses menyeluruh untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang dibiarkan. Selama 20 hari masa patsus, para anggota Brimob itu akan menjalani pemeriksaan mendalam yang juga melibatkan sejumlah saksi dan bukti lain. Tujuannya agar semua proses dilakukan sesuai aturan dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dalam situasi seperti ini, langkah tegas seperti ini memang dinanti masyarakat untuk menunjukkan bahwa institusi kepolisian bersikap profesional dan transparan. Jika proses ini dijalankan dengan sungguh-sungguh, bukan tidak mungkin kepercayaan yang sempat goyah bisa kembali dibangun secara perlahan.

“Simak juga: Manipulasi Cuaca? Elit Global Dituding Jadi Dalang Badai dan Kekeringan Parah!”

Identitas dan Peran Masing-Masing

Identitas tujuh anggota Brimob yang dikenakan penempatan khusus telah dipublikasikan sebagai bagian dari keterbukaan informasi kepada masyarakat. Mereka adalah Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Bharaka Jana Edi, Bharaka Yohanes David, Bripka Rohmat dan Kompol Cosmas. Ketujuh nama ini disebut memiliki posisi berbeda di dalam kendaraan saat insiden tragis itu terjadi. Berdasarkan penelusuran awal, Bripka Rohmat berperan sebagai pengemudi kendaraan barakuda, sementara Kompol Cosmas duduk di sebelahnya. Sementara lima anggota lainnya berada di kursi belakang. Posisi ini menjadi bagian penting dari rangkaian pemeriksaan karena bisa menentukan siapa yang memiliki kontrol terhadap kendaraan dan siapa yang mengetahui kondisi di sekitar saat kejadian berlangsung. Proses ini masih terus berjalan dan akan dilengkapi dengan pemeriksaan saksi-saksi di lapangan. Semua informasi yang didapatkan akan digunakan sebagai landasan untuk mengambil keputusan lebih lanjut terkait sanksi disipliner atau tindak hukum lainnya yang mungkin timbul dari peristiwa ini.

Sorotan Publik dan Harapan Keadilan

Peristiwa ini memicu sorotan tajam dari masyarakat yang menilai bahwa kejadian seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi korban merupakan seorang pengemudi ojek online yang sedang menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Publik menaruh harapan besar bahwa proses yang dijalankan terhadap ketujuh anggota Brimob ini bisa menghasilkan keadilan yang sepadan. Harapan tersebut bukan hanya untuk korban dan keluarganya, tetapi juga sebagai bentuk peringatan keras bahwa tindakan berlebihan dalam pengamanan tidak dapat dibenarkan. Media sosial dipenuhi oleh seruan agar Polri membuktikan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas. Banyak warganet yang menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap tindakan aparat yang seharusnya bertugas melindungi masyarakat. Langkah cepat yang sudah diambil oleh Propam memang diapresiasi, namun masyarakat tetap menunggu hasil akhirnya. Selama proses ini berlangsung, kepercayaan publik akan terus diuji dan hanya bisa dijaga dengan cara menjalankan seluruh tahapan secara jujur, terbuka dan tidak pandang bulu terhadap siapa pun yang terlibat.