Gempa M 4,8 di Sulawesi Utara

Tidak Disangka! Lokasi Pusat Gempa M 4,8 di Sulawesi Utara Bikin Merinding

Portal Hiburan – Gempa M 4,8 di Sulawesi Utara kembali mengguncang wilayah kepulauan yang berada di ujung utara Indonesia. Getaran dirasakan pada Senin 18 Agustus 2025 sekitar pukul 15.30 WIB atau 16.30 waktu setempat. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa berada di laut, tepatnya 118 kilometer barat laut Ondong, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau Sitaro. Kedalaman pusat gempa terukur mencapai 331 kilometer di bawah permukaan laut. Meski tidak berpotensi tsunami, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi. Informasi awal dikeluarkan secara cepat oleh BMKG untuk memberi peringatan dini, namun data bisa saja berubah sesuai pengolahan informasi lanjutan. Gempa ini sempat membuat warga panik karena lokasinya cukup dekat dengan pemukiman. Hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait kerusakan maupun korban jiwa namun pihak berwenang terus melakukan pemantauan situasi di lapangan.

Lokasi Pusat Getaran Gempa M 4,8 di Sulawesi Utara Mengejutkan

Pusat gempa M 4,8 di Sulawesi Utara berada di laut dengan kedalaman yang cukup signifikan, yakni 331 kilometer. Lokasinya terletak di koordinat 3.18 LU dan 124.39 BT, sekitar 118 kilometer barat laut Ondong, wilayah yang termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Sitaro. Daerah ini dikelilingi oleh pulau-pulau kecil seperti Pulau Siau, Pulau Tagulandang, dan Pulau Biaro. Posisi geografis Sitaro yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi dan Laut Maluku menjadikannya wilayah rawan gempa bumi. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sangihe dan Talaud pada tahun 2007. Secara administratif, Sitaro juga berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe di utara serta Minahasa Utara di selatan. Wilayah ini tidak hanya kaya akan keindahan laut namun juga memiliki potensi kerawanan geologis yang cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap aktivitas seismik di kawasan ini selalu menjadi perhatian khusus oleh instansi kebencanaan nasional dan lokal.

“Baca juga: Viral! Menteri Ekraf Blak-blakan Tak Kucurkan Dana untuk Film Animasi Merah Putih”

Panduan Tindakan Saat Terjadi Gempa Bumi

Ketika gempa terjadi, penting untuk mengetahui langkah-langkah penyelamatan dasar agar dapat melindungi diri. Tetap tenang adalah langkah awal yang paling utama. Tarik napas dalam-dalam dan segera lihat kondisi sekitar untuk mencari tempat perlindungan. Jika berada di dalam ruangan, berlindunglah di bawah meja dan lindungi kepala dengan bantal atau tangan dalam posisi tertelungkup. Hindari berdiri di dekat kaca, lemari, atau benda gantung yang bisa jatuh. Apabila sedang berada di luar ruangan, segera menjauh dari bangunan, tiang listrik, dan pohon besar. Cari area terbuka untuk berlindung sementara waktu. Untuk yang berada di tempat ramai, ikuti arahan petugas dan segera menuju tangga darurat. Jika gempa terjadi di pegunungan, menjauhlah dari lereng yang rawan longsor. Bagi yang sedang berada di laut, bergeraklah ke dataran lebih tinggi untuk menghindari potensi tsunami. Sedangkan pengendara disarankan untuk menepi ke tempat aman dan menunggu sampai gempa selesai.

Situasi Wilayah Sitaro Pasca Gempa

Setelah gempa M 4,8 di Sulawesi Utara terjadi, perhatian publik tertuju pada kondisi di wilayah Sitaro. Hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai kerusakan infrastruktur atau korban jiwa. Aktivitas masyarakat tetap berlangsung namun dalam suasana waspada. Beberapa warga mengaku merasakan guncangan ringan namun cukup mengejutkan. Pemerintah daerah bersama tim tanggap bencana langsung melakukan pemantauan dan koordinasi dengan BMKG. Petugas juga menyosialisasikan kembali langkah-langkah menghadapi gempa bumi kepada masyarakat sekitar. Meskipun pusat gempa berada di laut dan cukup dalam, dampaknya tetap dirasakan hingga permukiman terdekat. Sitaro sebagai wilayah kepulauan memiliki risiko gempa yang cukup tinggi akibat posisinya yang dekat dengan lempeng tektonik aktif. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci penting dalam menghadapi bencana serupa. Pusat informasi resmi dari BMKG tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini yang valid dan akurat.

“Simak juga: 17 Agustus Makin Meriah! Artis-Artis Tanah Air Kompak Pakai Baju Adat di Istana”

Pentingnya Edukasi Mitigasi Bencana bagi Masyarakat Pesisir

Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan kepulauan seperti Sitaro harus memiliki pengetahuan dasar mengenai mitigasi bencana. Gempa bumi dan potensi tsunami adalah ancaman nyata yang tidak bisa diabaikan. Edukasi mengenai cara berlindung, evakuasi mandiri, dan mengenali tanda-tanda bahaya sangat dibutuhkan. Sekolah-sekolah, kantor pemerintahan, dan tempat umum harus dilengkapi dengan jalur evakuasi yang jelas dan simulasi rutin. Pemerintah daerah juga diharapkan terus bekerja sama dengan lembaga-lembaga kebencanaan seperti BMKG dan BNPB untuk menyebarkan informasi yang benar dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam sistem peringatan dini bisa menjadi solusi efektif di wilayah terpencil. Edukasi tidak boleh berhenti hanya setelah bencana terjadi, tetapi harus menjadi program jangka panjang. Dengan begitu, setiap individu akan lebih siap menghadapi situasi darurat tanpa harus menunggu bantuan datang terlebih dahulu. Mitigasi yang baik dapat mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan dari bencana alam seperti gempa bumi.