Portal Hiburan – Grand Mall Bekasi menjadi sorotan publik setelah kondisi bangunannya terlihat sepi tanpa aktivitas. Keadaan ini terlihat jelas pada Jumat 10 Oktober 2025 saat kawasan pusat perbelanjaan tersebut dipantau secara langsung. Dari luar bangunan tampak pintu utama terkunci rapat sementara bagian dalam mal gelap dan tanpa penerangan. Tidak ada suara musik mal atau aktivitas tenant yang biasanya ramai melayani pengunjung. Hanya terlihat papan peringatan tentang lantai basah serta mesin penjual minuman yang sudah tidak berfungsi. Suasana yang dulu dipenuhi keramaian pengunjung kini berganti dengan keheningan dan deretan pintu toko yang tertutup. Di sekitar area tersebut beberapa ruko masih buka namun suasananya tidak lagi seramai dulu. Penutupan mal ini mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat terutama mereka yang pernah menjadikan lokasi ini sebagai tempat berbelanja dan bersantai setiap akhir pekan.
Kondisi Fisik Grand Mall Bekasi yang Sepi Total
Kondisi Grand Mall Bekasi saat ini benar benar berbeda dibandingkan masa jayanya. Tidak ada toko yang terlihat buka di dalam bangunan utama. Lampu mal yang dulu menyala terang kini padam menyisakan suasana gelap di seluruh area dalam. Pintu timur dan barat juga terkunci dengan rapat sama seperti pintu utama. Dari luar hanya terlihat beberapa kendaraan yang diparkir di area ruko. Ruko tersebut masih beroperasi seperti perbankan warung kopi dan penjual bakso namun jumlah pengunjung sangat terbatas. Banyak ruko lain yang kini kosong dengan papan bertuliskan dijual atau disewakan menempel di bagian depannya. Bahkan salah satu restoran ayam cepat saji ternama yang dulu menjadi tempat favorit keluarga telah berhenti beroperasi dan menutup gerainya secara permanen. Papan ucapan terima kasih kepada pelanggan terpasang di depan gerai tersebut menguatkan tanda bahwa kehidupan bisnis di mal ini mulai meredup sejak awal tahun.
“Baca juga: LIVE di RCTI! Pernikahan Amanda Manopo & Kenny Austin Siap Bikin Indonesia Baper!”
Penutupan Grand Mall Bekasi Sejak Awal Tahun 2025
Penutupan Grand Mall Bekasi ternyata sudah dimulai sejak 1 Januari 2025. Informasi ini disampaikan oleh pihak manajemen melalui perwakilannya. Keputusan tersebut diambil karena faktor ekonomi yang membuat operasional ritel tidak dapat dilanjutkan. Para tenant juga mengalami tekanan finansial sehingga tidak lagi membuka gerai di dalam pusat perbelanjaan ini. Bangunan mal yang berdiri sejak 1998 tersebut sebelumnya menjadi salah satu ikon belanja di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Namun perlambatan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir membuat jumlah pengunjung turun drastis. Akibatnya pendapatan tenant menurun dan biaya operasional mal tidak lagi dapat tertutupi. Ruko di sekitar area mal masih diperbolehkan beroperasi tetapi aktivitasnya jauh dari suasana ramai seperti masa lalu. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa penutupan ini bersifat sementara namun belum ada kepastian kapan mal akan dibuka kembali.
“Simak juga: BLINK Harus Tahu! Ini 3 Makanan Favorit Jisoo BLACKPINK yang Bikin Ngiler”
Suara dari Para Penjaga Ruko di Sekitar Mal
Para penjaga ruko di sekitar Grand Mall Bekasi turut memberikan gambaran nyata tentang kondisi kawasan tersebut. Mereka menyebutkan bahwa pengunjung sudah sangat jarang datang ke area ini. Icha seorang penjaga ruko berusia 20 tahun menyampaikan bahwa toko toko di dalam mal sudah lama tidak buka. Menurutnya jika ada orang datang biasanya hanya untuk berkunjung ke ruko luar mal yang masih beroperasi. Vina penjaga toko lain juga menuturkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa suasana ramai hanya terjadi saat karyawan kantor di sekitar kawasan beraktivitas pada jam kerja. Di luar waktu tersebut kawasan menjadi sunyi dan minim pergerakan orang. Pernyataan dari para penjaga ini menunjukkan bahwa keberadaan mal sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat sudah tidak lagi terasa. Aktivitas ritel kini hanya tersisa pada beberapa ruko kecil yang bertahan di luar gedung utama.
Faktor Ekonomi Menjadi Penyebab Utama Penutupan
Faktor ekonomi disebut sebagai alasan utama penutupan Grand Mall Bekasi. Keputusan manajemen didorong oleh tingginya biaya operasional serta minimnya pengunjung. Para tenant yang memiliki toko di dalam mal kesulitan mempertahankan bisnis mereka di tengah penurunan daya beli masyarakat. Situasi ini membuat manajemen mengambil langkah untuk menutup sementara seluruh area ritel. Penutupan ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar dan memberi waktu bagi pengelola untuk menyusun strategi baru. Dalam kurun waktu lebih dari dua dekade pusat perbelanjaan ini pernah menjadi tempat favorit untuk berbelanja nongkrong serta berkumpul bersama keluarga dan teman. Namun perubahan perilaku konsumen yang beralih ke belanja daring serta tekanan ekonomi nasional ikut mempercepat penurunan pengunjung di mal ini. Kini yang tersisa hanyalah bangunan besar yang sunyi dan ruko ruko luar yang masih berjuang untuk tetap bertahan.
