Portal Hiburan – Habib Rizieq kembali menjadi sorotan publik saat menghadiri Maulid Akbar di Kota Tarakan. Meski sempat ditolak oleh sebagian masyarakat setempat kehadirannya tetap mengundang ribuan jemaah yang memadati area acara. Digelar di Jalan Sebengkok Tiram tabligh akbar ini berlangsung di bawah guyuran hujan deras. Namun cuaca tak menyurutkan semangat jemaah untuk bertahan. Habib Rizieq pun tampil penuh energi bahkan menolak dipayungi demi menunjukkan solidaritas kepada umat yang hadir. Dengan suara lantang ia mengingatkan kembali semangat aksi 212 sebagai inspirasi persatuan umat. Takbir berkali-kali menggema menyambut setiap seruan darinya. Momen ini memperlihatkan betapa kuatnya daya tarik sosok tersebut di kalangan pengikutnya. Meski dikelilingi kontroversi Habib Rizieq tetap menyampaikan pesan damai dan menyerukan pentingnya kebersamaan. Semangat jemaah yang tak luntur meski diguyur hujan menjadi pemandangan yang menggugah banyak pihak.
Hujan Deras Tak Padamkan Seruan Habib Rizieq

Dalam kondisi yang tidak bersahabat acara Maulid Akbar tetap dilaksanakan dengan penuh semangat. Hujan deras mengguyur lokasi namun jemaah tetap bertahan tanpa bergeming. Habib Rizieq yang menjadi penceramah utama memilih tetap berdiri di bawah hujan tanpa payung. Aksinya tersebut disambut sorakan dan takbir dari para jemaah. Dalam ceramahnya Habib Rizieq menyampaikan bahwa semangat persatuan tak boleh luntur hanya karena cuaca buruk. Ia membangkitkan ingatan tentang aksi 212 yang juga diwarnai hujan namun tidak membuat peserta membubarkan diri. Pesan moral yang disampaikan lebih kuat dari kondisi fisik yang dihadapi. Umat diminta untuk tidak takut menyuarakan kebenaran dan terus menjaga ukhuwah islamiyah. Ceramah itu menjadi pemantik emosi dan memperkuat semangat kebersamaan di tengah guyuran hujan. Tarakan malam itu berubah menjadi saksi bagaimana hujan justru menyatukan dan menguatkan semangat umat.
Pesan Persaudaraan yang Menyentuh Hati
Ceramah yang dibawakan malam itu tidak hanya berisi ajakan semangat tetapi juga memperdalam makna persaudaraan dalam Islam. Habib Rizieq menekankan bahwa ukhuwah islamiyah bukan diikat oleh darah atau suku melainkan oleh keimanan. Ia menyebut bahwa tidak peduli dari mana asal seseorang selama ia beriman maka ia adalah saudara seiman. Umat Islam digambarkan bagaikan satu tubuh jika satu bagian sakit maka seluruh tubuh ikut merasakannya. Perumpamaan itu diberikan untuk menggugah rasa kepedulian umat terhadap sesama. Menurutnya jika ada saudara yang kelaparan maka rasa lapar itu harus dirasakan bersama. Jika ada yang terjebak dalam kemaksiatan maka tugas umat lainnya adalah menolong bukan menjauhi. Pesan ini diterima dengan gemuruh pekik betul dari jemaah yang hadir. Nilai-nilai solidaritas ditegaskan kembali agar tak hanya menjadi wacana tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk iman yang nyata.
“Simak juga: Gak Nyangka! IKN Punya Gunung Tersembunyi Setinggi Ini, Namanya Gunung Parung”
Dakwah Tegas yang Menuai Stigma
Habib Rizieq dalam ceramahnya juga menyinggung soal stigma negatif yang kerap diarahkan kepadanya. Ia menyebut bahwa dakwah yang tegas dan tanpa kompromi terhadap kemungkaran sering kali dibingkai secara negatif. Menurutnya seruan untuk menegur saudara yang lalai bukan berarti membenci justru sebaliknya adalah bentuk kasih sayang agar tidak tersesat lebih jauh. Namun dakwah seperti itu sering disebut radikal dan bahkan ekstrem. Pernyataan tersebut disampaikan untuk memperjelas bahwa ketegasan dalam menyampaikan kebenaran tidak boleh ditafsirkan sebagai ancaman. Dakwah yang keras terhadap kemungkaran dianggapnya sebagai bentuk cinta bukan kebencian. Sikap ini memang memicu pro dan kontra namun tetap menjadi ciri khas dari gaya penyampaiannya. Pesan ini dibagikan bukan untuk mencari sensasi tetapi untuk mengingatkan kembali umat tentang kewajiban amar makruf nahi munkar sebagai bagian dari ajaran Islam.
Dukungan Jemaah Tarakan yang Tak Terbendung
Meski sempat ada penolakan terhadap kedatangan Habib Rizieq di Tarakan fakta di lapangan menunjukkan antusiasme luar biasa dari masyarakat. Ribuan jemaah datang dari berbagai penjuru kota demi mengikuti tabligh akbar tersebut. Mereka bertahan di tengah hujan deras menunjukkan solidaritas yang luar biasa. Kehadiran tokoh ini masih menjadi magnet tersendiri bagi sebagian besar umat. Tidak sedikit yang datang hanya untuk mendengarkan langsung ceramah yang disampaikannya. Foto dan video dari acara tersebut tersebar luas di media sosial memperlihatkan bagaimana jemaah tetap semangat tanpa terpengaruh cuaca buruk. Ini menjadi bukti bahwa pesan yang disampaikan masih sangat didengar dan diikuti. Tarakan malam itu menjadi panggung yang menunjukkan bahwa semangat keagamaan dan loyalitas kepada tokoh tetap kuat meskipun tantangan datang dari berbagai arah.