Portal Hiburan – Reshuffle Kabinet menjadi langkah awal Prabowo Subianto dalam mempertegas arah pemerintahannya pasca resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Pada Rabu 17 September 2025, suasana Istana Negara di Jakarta mendadak tegang ketika sejumlah nama besar dalam pemerintahan diumumkan resmi diberhentikan. Tak hanya menteri, beberapa wakil menteri dan kepala lembaga juga terkena imbas reshuffle besar ini. Langkah ini menunjukkan bahwa Prabowo tidak segan melakukan perubahan signifikan di awal masa jabatannya demi menyusun barisan yang sejalan dengan visi dan misinya. Pelantikan para pengganti dilangsungkan dengan cepat setelah keputusan presiden dibacakan. Dalam momentum politik yang penuh dinamika ini, reshuffle bukan hanya menjadi simbol pergantian posisi, tapi juga cerminan dari ketegasan dalam menentukan arah pembangunan nasional. Keputusan ini mengundang berbagai reaksi dari publik, mulai dari dukungan terhadap ketegasan Prabowo hingga pertanyaan soal alasan pemberhentian tokoh-tokoh ternama.
Nama-nama Besar Tersingkir dalam Reshuffle Kabinet Prabowo

Reshuffle Kabinet yang dilakukan Prabowo langsung menimbulkan kehebohan nasional ketika nama-nama populer turut dicopot dari jabatannya. Salah satunya adalah Erick Thohir yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri BUMN dan kini resmi diberhentikan melalui Keputusan Presiden. Selain Erick, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi juga tak lagi menjabat. Nama-nama lain yang terkena reshuffle antara lain Sulaiman Umar selaku Wakil Menteri Kehutanan serta AM Putranto dan Muhammad Qodari yang masing-masing menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Keputusan pemberhentian mereka telah disahkan melalui Keppres Nomor 96P/2025, 97P/2025, dan 152P/2025. Tak ayal, publik mulai berspekulasi bahwa langkah ini bukan hanya soal kinerja, tetapi juga konsolidasi kekuatan politik di lingkaran dalam pemerintahan. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi terkait alasan spesifik pencopotan dari masing-masing tokoh tersebut.
“Baca juga: Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil, Kepsek di Prabumulih Langsung Dicopot!”
Pelantikan Para Pengganti Dikebut, Tanda Tidak Ingin Kehilangan Momentum
Setelah pemberhentian dilakukan, pelantikan terhadap menteri, wakil menteri, dan kepala lembaga baru segera dilangsungkan. Langkah ini menunjukkan bahwa Prabowo tidak ingin kehilangan momentum dalam mengawal arah pemerintahan barunya. Pelantikan berlangsung di Istana Negara dengan suasana formal namun terasa penuh ketegangan, mengingat reshuffle kali ini menyentuh tokoh-tokoh dengan pengaruh besar. Deputi bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti, membacakan salinan Keppres yang menjadi dasar hukum pelantikan. Dalam waktu singkat, wajah-wajah baru mulai menempati posisi penting yang kosong, siap menjalankan tugas pemerintahan sesuai arahan baru. Penunjukan ini tentu menjadi sinyal kuat bahwa posisi strategis akan diberikan kepada pihak yang benar-benar dianggap loyal dan sejalan dengan agenda besar Presiden. Masyarakat pun menanti gebrakan dari sosok-sosok baru yang diharapkan mampu membawa penyegaran sekaligus percepatan dalam pencapaian target nasional.
“Simak juga: Mujaddara Khas Palestina: Rahasia Nasi Lentil Timur Tengah yang Praktis dan Nikmat”
Sinyal Politik dan Strategi Kekuasaan di Balik Reshuffle
Langkah Prabowo melakukan reshuffle secara drastis ini dianggap sebagai sinyal politik kuat kepada pihak internal maupun eksternal. Para pengamat menilai bahwa keputusan ini tak hanya didasarkan pada evaluasi kinerja, namun juga strategi kekuasaan untuk memastikan tidak ada hambatan dalam pelaksanaan program-program prioritas. Presiden seolah memberi pesan tegas bahwa loyalitas dan efektivitas kerja akan menjadi tolok ukur mutlak dalam mempertahankan posisi di kabinet. Meskipun reshuffle adalah hak prerogatif presiden, pencopotan nama-nama besar tentu menimbulkan efek psikologis bagi pejabat lain yang masih menjabat. Mereka dihadapkan pada situasi yang menuntut performa maksimal tanpa ruang untuk kompromi. Selain itu, penempatan wajah baru di posisi strategis memperkuat dugaan adanya upaya membangun sistem kekuasaan yang lebih terkendali dan solid di bawah satu komando yang lebih tegas. Dalam skema politik ini, Prabowo menampilkan sosok pemimpin dengan kendali penuh atas pemerintahannya.
Reaksi Publik dan Media: Antara Kejutan dan Dukungan
Publik langsung bereaksi cepat terhadap reshuffle yang diumumkan. Di media sosial, berbagai tagar dan opini bermunculan menyambut pemberhentian sejumlah nama terkenal. Erick Thohir misalnya, menjadi pusat perhatian warganet karena sebelumnya memiliki citra kuat dan positif di mata publik. Sebagian netizen terkejut dan bertanya-tanya mengenai alasan di balik pencopotan dirinya. Di sisi lain, ada pula yang justru memuji langkah Presiden Prabowo karena dinilai berani mengambil risiko demi efisiensi pemerintahan. Media nasional pun ramai memberitakan momen reshuffle ini, menyajikan analisis dari berbagai sudut pandang. Sementara pengamat politik menggarisbawahi bahwa reshuffle ini akan menjadi titik balik penting dalam perjalanan pemerintahan Prabowo lima tahun ke depan. Dengan cepat, narasi besar terbentuk bahwa kabinet Merah Putih kini mulai menunjukkan bentuk aslinya. Hal ini membuktikan bahwa perubahan komposisi kekuasaan akan menjadi dinamika yang terus bergerak selama periode pemerintahan berlangsung.