Portal Hiburan – Anthony Salim dikenal luas sebagai salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia dan strategi finansialnya selalu memicu perbincangan di pasar. Baru-baru ini namanya kembali muncul setelah laporan menyebutkan dirinya bersama sejumlah taipan lain berkomitmen menanamkan miliaran rupiah dalam instrumen keuangan bernama Patriot Bonds. Yang membuat langkah ini mengejutkan adalah imbal hasil yang ditawarkan hanya dua persen jauh di bawah surat utang negara yang masih di atas enam persen. Bagi pengamat biasa keputusan tersebut terlihat tidak masuk akal karena pengusaha besar biasanya identik dengan mengejar keuntungan maksimal. Namun di balik pilihan yang tampak tidak menguntungkan terdapat logika yang lebih dalam terkait asuransi politik dan keamanan bisnis jangka panjang. Banyak analis menilai keuntungan sebenarnya dari obligasi ini bukan pada angka cuan melainkan pada jaminan kelancaran bisnis di tengah aturan yang kompleks.
Patriot Bonds Sebagai Asuransi Politik

Anthony Salim bersama tokoh besar lain seperti Prajogo Pangestu serta Low Tuck Kwong dilaporkan ikut menggelontorkan dana besar untuk Patriot Bonds yang diterbitkan Danantara Indonesia. Imbal hasil rendah tersebut menimbulkan tanda tanya di kalangan pelaku pasar karena investor rasional biasanya tidak mau menerima tingkat pengembalian lebih kecil dibanding opsi aman di pasar terbuka. Bhima Yudhistira dari Celios menjelaskan bahwa fungsi Patriot Bonds justru melampaui perhitungan finansial. Ia menyebut instrumen ini sebagai bentuk asuransi politik bagi konglomerat agar bisnis mereka tidak diganggu oleh dinamika kekuasaan. Menurut Bhima aneh bila para taipan hanya membeli obligasi dengan imbal hasil rendah tanpa ada kepentingan lain. Ia menekankan bahwa dukungan pemerintah serta akses konsesi tambang minyak dan sawit bisa menjadi bagian dari kesepakatan tidak tertulis yang menguntungkan bagi para pengusaha kelas atas.
Daftar Taipan dan Komitmen Dana
Nama besar yang tercatat dalam daftar komitmen pembelian Patriot Bonds sangat beragam mulai dari Anthony Salim Prajogo Pangestu Sugianto Kusuma atau Aguan Franky Widjaja Boy Thohir Edwin Soeryadjaya hingga Budi Hartono. Nilai komitmen tertinggi mencapai tiga triliun rupiah sementara yang terendah hanya lima puluh miliar. Total komitmen dari 46 pengusaha pada 19 September 2025 tercatat sebesar lima puluh satu koma seratus tujuh puluh lima triliun rupiah melebihi target awal Danantara yang hanya lima puluh triliun rupiah. Fakta ini menunjukkan minat besar meski imbal hasilnya kecil. Hal ini sekaligus memperkuat dugaan bahwa ada faktor nonfinansial yang membuat obligasi ini menarik. Bagi para konglomerat jaminan bahwa bisnis tidak terganggu oleh regulasi atau tekanan politik bernilai lebih tinggi dibanding sekadar perolehan bunga.
Pandangan Danantara Indonesia
Pihak Danantara melalui Mohamad Al Arief selaku MD Global Relations and Governance menanggapi daftar nama yang beredar. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak merupakan pengumuman resmi dari Danantara. Patriot Bonds disebut masih disiapkan dengan mekanisme private placement sehingga tidak ditawarkan kepada publik. Selain itu partisipasi dalam instrumen keuangan ini dinyatakan bersifat sukarela. Menurut Al Arief prinsip dasar Patriot Bonds adalah partisipasi bersama mendukung pembangunan lintas generasi. Instrumen ini juga ditujukan untuk menjaga kesejahteraan jangka panjang masyarakat. Ia menambahkan bahwa Danantara berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara. Prinsip transparansi kehati-hatian serta tata kelola yang kuat akan dikedepankan. Pernyataan tersebut bertujuan meredam spekulasi publik mengenai fungsi politik Patriot Bonds. Meski begitu kenyataannya banyak konglomerat tetap menunjukkan antusiasme luar biasa.
Implikasi Bagi Bisnis dan Ekonomi
Fenomena Patriot Bonds membuka diskusi panjang tentang hubungan dunia usaha dengan politik di Indonesia. Instrumen dengan imbal hasil dua persen tampak tidak menguntungkan bila dilihat dari sisi perhitungan finansial semata. Daya tarik sejatinya ada pada posisi tawar yang didapatkan para taipan melalui keterlibatan dalam instrumen ini. Dengan membeli Patriot Bonds para konglomerat diyakini memperoleh jaminan keamanan usaha yang lebih luas. Keamanan mencakup kelancaran izin konsesi serta perlindungan dari potensi intervensi yang bisa mengganggu jalannya bisnis. Bagi pemerintah langkah ini berarti adanya partisipasi modal swasta dalam agenda pembangunan nasional jangka panjang. Namun publik mempertanyakan sejauh mana kekuasaan ekonomi mampu memengaruhi arah kebijakan negara secara signifikan. Patriot Bonds akhirnya menjadi simbol relasi timbal balik negara dengan pemilik modal besar yang kaya dari sumber daya Indonesia.